Penjelasan Tidur Ketimpa Eureup-eureup

membaca dari blog tetangga,  karena pengalaman sama, jadi saya repost



Pernahkah anda mengalami tidur serasa ditindih setan? Atau anda tiba-tiba bangun dari tidur lantas merasa ada setan yang membayangi kita terus, dan merasa bahwa tubuh tidak bisa digerakan, atau merasa sudah digerakan, tapi kenyataannya kaku seperti patung batu? Hal seperti itu disebut tidur ditindih setan, atau nama ilmiahnya sleep paralysis.
Sleep paralysis atau tidur ditindih setan, adalah peristiwa ketika bangun tidur dan serasa ada setan yang menindih dan tubuh tidak bisa digerakan.
Sleep paralysis sering sekali dihubungkan dengan mitos, saya tidak tahu mitos-mitos dari berbagai daerah tentang tidur seperti ini. Namun, orang-orang di kampong saya menyebut hal ini dengan istilah eureup-eureup. Dan mitos tentang sleep paralysis di kampungku konon ada setan yang mendatangi kita. Hih, serem!
Pengalaman mengalami sleep paralysis, sayalah jagonya. Saya tidak terhitung mengalami gangguan tidur seperti ini.  Sampai saat ini pun masih sering mengalami. Sangat menyiksa, mengerikan, menyeramkan, penuh bayangan hitam yang beterbangan, dan benar, kadang terasa ditindih setan. Dalam kondisi tersebut saya merasa sudah berteriak-teriak, atau merasa sudah menggerakan tubuh, misalnya bangun, padahal tidak ada gerakan sama sekali, tubuh seolah mati. Dalam kondisi tersebut saya sangat takut dan cemas, bayangan tentang hal-hal yang menyeramkan benar-benar serasa nyata.
Sampai sekarang pun saya masih mengalami hal ini, dan kejadian terbaru yang saya ingat adalah kemarin malam.
Secara ilmiah peristiwa tersebut tidak berhubungan dengan hal berbau mistis, atau sedang ditindih makhluk halus. Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).
Maksudnya gini, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 bagian.
11. Tahapan tidur paling ringan, dalam tahapan ini kita masih setengah sadar. Masih mampu berbicara dan mendengar, tapi tidak benar-benar sadar. Saya ingat, sering sekali di pesantren dijahili teman, tapi saya lah yang paling sering jahil. Ketika santri tidur dalam keadaan setengah sadar, sering ditanya hal-hal yang aneh. Salah satunya, ditanya “kamu cinta siapa?”, dan sampai sekarang pun budaya itu masih berlanjut. Dan jawabannya selalu jujur, mungkin otaknya sudah tidak mampu berbohong. Tapi tentunya dulu saya tidak tahu istilah ini.
Jadi tahapan yang pertama disebut tahapan tidur yang paling ringan.
22. Tahapan tidur yang lebih dalam
33. Tahapan tidur paling dalam
44. Tahapan REM. Pada tahapan inilah mimpi terjadi.
Nah, kejadian sleep paralysis ini, tidur ditindih setan, itu terjadi karena adanya lomapatan dalam tahapan tidur. Yaitu dari tahapan sadar (mengantuk) ke tahap tidur paling ringan, lalu dari tahapan ini langsung lompat ke tahapan Mimpi (REM). Dalam tahapan ini, tidur akan mudah terbangun, tapi baru kesadarannya saja (otak). Sebab tahapan tidur paling dalam tidak terjadi.
Dan ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM atau tahap mimpi, disinilah sleep paralysis terjadi. Dalam kondisi ini kita merasa sudah sangat sadar, namun tubuh masih tidak bisa bergerak, ditambah lagi kondisi tidur masih berada ditahap mimpi (REM), sehingga terjadi halusinasi (sebetulnya ini mimpi). Akhirnya terjadilah perasaan sudah bangun ditambah melihat sesuatu yang menyeramkan, dan tubuh tidak bisa digerakan.
Bagi yang pernah mengalami hal ini, tentu tahu perasaan mengalami hal tersebut. Bagi saya pribadi sangat menyeramkan. Tapi karena sudah terbiasa, bisa menyikapinya lebih tenang.
Penyebab terjadinya sleep paralysis atau tidur ditindih setan itu karena tidur tidak teratur. Jika sering terjadi sleep paralysis, berarti harus membiasakan tidur teratur.

Atlantis yang Hilang

Oleh : Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Gambaran tentang Benua Atlantis sepenuhnya bersumber dari Catatan Plato (427 – 347 SM) dalam dua karyanya, yaitu Timaeus dan Critias. dalam bukunya yang diberi judul Timaeus, Plato bercerita sangat menarik tentang Atlantis, Berikut ini kutipannya:
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.”

Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.
Plato menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, seorang atlantolog, geolog, dan fisikawan nuklir asal Brazil, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dalam sebuah buku : Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru / Sumeru / Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower) , Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Peta Atlantis menurut Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found terletak di Indonesia.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk / posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni :
pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***
* Penulis adalah Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

Jika Browser tidak bisa buka Facebook

Kalo browser anda tidak bisa uka facebook tapi kalo buka situs lainnya bisa, coba tips di bawah ini:

1. Klik Start > Run.
2. C:\WINDOWS\system32\drivers\etc
3. Buka file hosts dengan notepad.
4. Hapus semua text yang tertulis disana kemudian Save.

Ini dia keluarga baru Z, Kawasaki Z 250